Rumah Fiksi Alaika Abdullah
  • Home
  • Download
  • Social
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Contact Us
Alarm jam 6 pagi belum lagi berbunyi ketika ketukan di pintu kamar mengusik lelap tidurku.

Ada apa ya? Tumben Uwak (ibu kost) naik ke atas, pagi-pagi seperti ini pula. Bergegas, walau masih dengan mata menyipit dan berat oleh kantuk... bangkitlah diriku menyeret langkah, perlahan kubuka pintu seraya tersenyum manis.
Tapi senyum manis ini tertahan, terpana, bengong antara nyata atau penampakan.

Tapi suara itu nyata di telinga, it's not a dream!

"Good morning my dear!" Tangannya meraba lembut pipiku lalu wajahnya mendekat, mencium lembut keningku. Real. Ini bukan mimpi. Oh My God. Again!

"Ih mas! Kapan datang kok ga bilang-bilang? Mas ini ya!" Kupeluk dia penuh bahagia. Lagi dan lagi dia bikin kejutan. Hatiku berbunga, mekar berseri! Lelaki ini menyimpan banyak sekali ide dalam memberi kejutan manis pencerah hari-hari kami. Terima kasih ya Allah.

Kuraih backpack di punggungnya, lalu membawanya masuk ke kamar, sementara dia membuka sepatu. Senyum riang terpancar begitu langkahnya memasuki kamar ini, langsung rebahan seraya menyalakan televisi via remote yang tergeletak di atas tempat tidurku.

Masih ada tanya di hati kenapa dia bisa muncul sepagi ini. Setahuku sih penerbangan KL - Bandung by Airasia belum ada yang sepagi ini sih. Apa dia datang tadi malam? Tapi nginap dimana? Ah ntar aja deh aku tanyakan. Aku shalat shubuh dulu deh.. Baru setelah itu turun ke bawah, bikin susu coklat kesukaan kami berdua.

Dua cangkir coklat hangat terhidang, tapi dia malah meraihku ke dalam pangkuan, memeluk erat dan menghadiahiku kecupan mesra. Dan.... Ting! Hm... Terpaksa disensor deh adegan selanjutnya sobs. Hihi...

Have a great week end sobs!
Powered by Alaika's OnyxBerry®

Miranti bertingkah aneh. Berawal dari matanya yang membaca sebuah pesan di smartphonenya, lalu wanita itu berlari ke kamar putrinya. Mendapati anaknya yang sudah tertidur pulas, wanita itu hanya mampu menatap. Memandang dengan perasaan mengharu biru. Terenyuh, Ingin sekali dia memeluk tubuh putri semata wayangnya itu, yang kini telah bertumbuh masuk usia 5 tahun.

Air bening mulai mengalir dari kedua pelupuk matanya. Tak terhentikan, berkolaborasi dengan aneka rasa bersalah yang berkecamuk di sanubari, membuat air bening itu semakin deras mengalir.




Apa sih yang sebenarnya sedang aku lakoni? Apa yang sedang aku cari? Kebahagiaan? Come on! Do I look happy? No.

Aku sudah muak dengan ketidakpastian ini. Aku muak dengan ketidakberanian kamu mas. Cinta ga sih sebenarnya kamu padaku? Empat tahun sudah aku terbelenggu dalam janjimu yang terkesan suci. Kunanti engkau tunaikannya dengan sepenuh hati sebesar jiwa. Tapi apa? There is no progress at all. Kita, terutama kamu, masih menapak di tempat yang sama. Tak terlihat indikasi untuk mulai mengambil langkah

Maumu apa sih mas? Perlukah aku yang turun tangan? Mendatanginya dan beritahu bahwa kamu, suaminya, telah mendua hati?
Perlukah aku mendatanginya dan perkenalkan diri, sebagai istri kamu juga?

Mas, aku lelah. Its already four years lho. Mas telah melampau batas. Aku tak bisa lagi mengulur waktu. Aku ingin mas action, jangan tunggu sampai aku kehilangan respect terhadapmu. Jangan tunggu sampai aku berlalu, karena aku tak punya banyak waktu untuk menunggu.

Ok mas, sepertinya yang muda memang harus mengalah. Ijinkan aku berlalu, lepaskan aku dari ikatanmu, agar aku mudah melangkah membawa diri, mencari peruntunganku sendiri...
Terima kasih atas waktu indah kita selama ini...


Lelaki setengah baya itu terbelalak, membaca kata demi kata yang terkesan dirangkai dengan penuh keteguhan...
Tak sengaja dia menemukan file itu di dalam document, di laptop istri mudanya itu. Kecut hatinya. Dia paham benar, anita itu begitu teguh, komit. Do what she said. Gawat!

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Kejutan Manis di Sabtu Pagi
  • Tirai Yang Tersingkap
  • Cukup Sudah
  • DONGENG KEHIDUPAN I
  • Ya Ampun, Mati Kita Nak!!
  • Gempa dan tsunami lagi? Oh No!! (tamat)
  • Alkisah; THE POWER of LOVE
  • Hari ini, tujuh tahun yang lalu
  • When he had to say Good Bye
  • Pangeran dari negeri Maya

Categories

  • cerbung 9
  • cerbung: Dongeng Kehidupan 2
  • cerbung: Kisah Sedih di Hari Minggu 2
  • cerita pendek 20
  • cerpen 1
  • edisi kangen Intan 1
  • Flash Fiction 1
  • Gaya Gay 1
  • gempa bumi 3
  • just a note 1
  • Kisah Hidup 6
  • lesson learnt 1
  • non fiksi 3
  • renungan 3
  • rupa-rupa 1
  • true story 1

Advertisement

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • Desember 2017 (6)
  • Oktober 2017 (2)
  • Juli 2017 (1)
  • Juni 2016 (1)
  • April 2016 (3)
  • Maret 2015 (1)
  • Juni 2014 (1)
  • Juni 2013 (1)
  • Maret 2013 (3)
  • Februari 2013 (3)
  • Desember 2012 (1)
  • November 2012 (2)
  • Oktober 2012 (3)
  • Juli 2012 (1)
  • Juni 2012 (1)
  • Mei 2012 (1)
  • April 2012 (2)
  • Maret 2012 (2)
  • Januari 2012 (2)
  • Desember 2011 (4)
  • Oktober 2011 (2)
  • September 2011 (1)
  • Agustus 2011 (2)
  • Desember 2010 (1)
  • November 2009 (2)
Diberdayakan oleh Blogger.

Kisah yang tertuang di halaman ini terinspirasi dari cerita sahabats, imajinasi dan berbagai hal lain yang terjadi dalam kehidupan.

Happy Reading sobs!

Laporkan Penyalahgunaan

Home

  • Home
  • About
  • Cerpen
  • Cerbung
  • Virtual Corner
  • Zona Misteri

Mengenai Saya

Foto saya
Alaika Abdullah
Lihat profil lengkapku

Pengikut

Popular Posts

  • Lusina 1
  • Kisah Sedih di Hari Minggu I
  • When he had to say Good Bye
  • Alkisah Chapter I

Labels

Copyright © Kinsley Theme. Designed by OddThemes