Minggu, 21 Oktober 2012

Kejutan Manis di Sabtu Pagi

Alarm jam 6 pagi belum lagi berbunyi ketika ketukan di pintu kamar mengusik lelap tidurku.

Ada apa ya? Tumben Uwak (ibu kost) naik ke atas, pagi-pagi seperti ini pula. Bergegas, walau masih dengan mata menyipit dan berat oleh kantuk... bangkitlah diriku menyeret langkah, perlahan kubuka pintu seraya tersenyum manis.
Tapi senyum manis ini tertahan, terpana, bengong antara nyata atau penampakan.

Tapi suara itu nyata di telinga, it's not a dream!

"Good morning my dear!" Tangannya meraba lembut pipiku lalu wajahnya mendekat, mencium lembut keningku. Real. Ini bukan mimpi. Oh My God. Again!

"Ih mas! Kapan datang kok ga bilang-bilang? Mas ini ya!" Kupeluk dia penuh bahagia. Lagi dan lagi dia bikin kejutan. Hatiku berbunga, mekar berseri! Lelaki ini menyimpan banyak sekali ide dalam memberi kejutan manis pencerah hari-hari kami. Terima kasih ya Allah.

Kuraih backpack di punggungnya, lalu membawanya masuk ke kamar, sementara dia membuka sepatu. Senyum riang terpancar begitu langkahnya memasuki kamar ini, langsung rebahan seraya menyalakan televisi via remote yang tergeletak di atas tempat tidurku.

Masih ada tanya di hati kenapa dia bisa muncul sepagi ini. Setahuku sih penerbangan KL - Bandung by Airasia belum ada yang sepagi ini sih. Apa dia datang tadi malam? Tapi nginap dimana? Ah ntar aja deh aku tanyakan. Aku shalat shubuh dulu deh.. Baru setelah itu turun ke bawah, bikin susu coklat kesukaan kami berdua.

Dua cangkir coklat hangat terhidang, tapi dia malah meraihku ke dalam pangkuan, memeluk erat dan menghadiahiku kecupan mesra. Dan.... Ting! Hm... Terpaksa disensor deh adegan selanjutnya sobs. Hihi...

Have a great week end sobs!
Powered by Alaika's OnyxBerry®

Minggu, 14 Oktober 2012

Terima Kasih Tuhan


Miranti bertingkah aneh. Berawal dari matanya yang membaca sebuah pesan di smartphonenya, lalu wanita itu berlari ke kamar putrinya. Mendapati anaknya yang sudah tertidur pulas, wanita itu hanya mampu menatap. Memandang dengan perasaan mengharu biru. Terenyuh, Ingin sekali dia memeluk tubuh putri semata wayangnya itu, yang kini telah bertumbuh masuk usia 5 tahun.

Air bening mulai mengalir dari kedua pelupuk matanya. Tak terhentikan, berkolaborasi dengan aneka rasa bersalah yang berkecamuk di sanubari, membuat air bening itu semakin deras mengalir.

Senin, 08 Oktober 2012

Di penghujung penantian




Apa sih yang sebenarnya sedang aku lakoni? Apa yang sedang aku cari? Kebahagiaan? Come on! Do I look happy? No.

Aku sudah muak dengan ketidakpastian ini. Aku muak dengan ketidakberanian kamu mas. Cinta ga sih sebenarnya kamu padaku? Empat tahun sudah aku terbelenggu dalam janjimu yang terkesan suci. Kunanti engkau tunaikannya dengan sepenuh hati sebesar jiwa. Tapi apa? There is no progress at all. Kita, terutama kamu, masih menapak di tempat yang sama. Tak terlihat indikasi untuk mulai mengambil langkah

Maumu apa sih mas? Perlukah aku yang turun tangan? Mendatanginya dan beritahu bahwa kamu, suaminya, telah mendua hati?
Perlukah aku mendatanginya dan perkenalkan diri, sebagai istri kamu juga?

Mas, aku lelah. Its already four years lho. Mas telah melampau batas. Aku tak bisa lagi mengulur waktu. Aku ingin mas action, jangan tunggu sampai aku kehilangan respect terhadapmu. Jangan tunggu sampai aku berlalu, karena aku tak punya banyak waktu untuk menunggu.

Ok mas, sepertinya yang muda memang harus mengalah. Ijinkan aku berlalu, lepaskan aku dari ikatanmu, agar aku mudah melangkah membawa diri, mencari peruntunganku sendiri...
Terima kasih atas waktu indah kita selama ini...


Lelaki setengah baya itu terbelalak, membaca kata demi kata yang terkesan dirangkai dengan penuh keteguhan...
Tak sengaja dia menemukan file itu di dalam document, di laptop istri mudanya itu. Kecut hatinya. Dia paham benar, anita itu begitu teguh, komit. Do what she said. Gawat!

Bawa Aku Pulang!

credit Aku punya rancangan khusus untukmu,  aku yakin kamu pasti akan suka deh. Aku kangen banget sama kamu Shin! Jangan lupa lho, beso...