Paragraf sebelumnya...
Abdullah Sulaiman
…di dalam kereta api,
Perjalanan Solo
- Jakarta, Rabu, 11 April 2012, 17.11 wib.
Sebuah
nomor asing memanggil di layar HPnya. Lelaki 68-an tahun itu menatap layar
monitor dengan penuh tanda tanya. Nomor tak dikenal, siapa ya? batinnya seraya menjawab
telephone.
“Assalammualaikum Yah… ini
Alaika… pake nomor XL”.
“Waalaikumsalam Wa rahmatullah…
apa kabar nak?”
“Yah… barusan terjadi gempa
dasyat, 8,9 SR. Al sedang di kantor gubernur tadi dan Umi sendirian di rumah.
Al udah sempat sampe rumah tadi tapi Umi ga ada lagi di rumah. Al udah ke
menasah tapi Umi juga ga ada disana. Coba ayah telephone Umi, Al telephone ga
bisa masuk dari tadi. Telkomsel lumpuh disini. Ini pake XL tapi tetap aja ga
bisa hubungi Umi…”
Bergabung
dia dengan bu Nellis, tetangga baik yang memang akrab dengannya. Bu Nellis
beserta Rahmah putrinya dan Pak Muhtar suaminya, malah telah duduk di tanah. Bu
Nellis sendiri malah sedang menangis karena pusing, mual dan trauma. Fatimah
Zahra bergabung dengan keluarga Nellis. Ikutan duduk di atas tanah agar
keseimbangan tubuhnya lebih stabil. Barulah disadarinya bahwa dirinya telah
berlari keluar rumah dengan hanya berbaju kaos lengan pendek dan sehelai kain
sarung melilit bagian bawah tubuhnya. Tanpa jilbab sama sekali. Tapi mau gimana
lagi? Keadaan begitu darurat, tak ada pilihan lain. Nellis juga berpenampilan
sama.
Gempa
mengayun bumi dalam waktu yang lumayan lama…. Hatinya telah was-was akan
terulangnya peristiwa dasyat itu. Tujuh tahun lalu, tsunami diawali oleh gempa
yang seperti ini. Oh Tuhan, jangan lagi, cukup sudah bala itu ya Allah…,
batinnya.
Paragraf sebelumnya...
Alaika, at Joint Secretariat
Rabu, 11
April 2012 ; 15.30 wib.
Alaika
baru saja menjejakkan kakinya di ruangan Joint Secretariat, yang berkantor dilantai
tiga salah satu gedung kompleks kantor Gubernur Aceh. Ada sekitar tiga minggu
lebih dirinya tak berkunjung kesini, sejak dirinya harus mendapatkan perawatan
intensive akibat demam berdarah yang menyerangnya beberapa waktu yang lalu.
Jelas saja kunjungannya kali ini membuat anak-anak Joint Secretariat kangen dan
bergembira hati dengan kedatangannya. Sambutan dan canda hangat juga
dilontarkan oleh Pak Zaidan, the head of Joint Secretariat.
“Aduh, kayak bulan purnama deh
ibu yang satu ini… munculnya jarang-jarang banget. Apa kabar Al… mudah-mudahan
udah pulih benar ya?” sapanya akrab.
“Wah mbak Al tau aja kalo lagi
ada rezeki ya? ayo mba… barengan kita makan rujak nih…” seru Ayu
yang sedang rujakan di meja oval yang biasa dipakai meeting.