Di penghujung penantian




Apa sih yang sebenarnya sedang aku lakoni? Apa yang sedang aku cari? Kebahagiaan? Come on! Do I look happy? No.

Aku sudah muak dengan ketidakpastian ini. Aku muak dengan ketidakberanian kamu mas. Cinta ga sih sebenarnya kamu padaku? Empat tahun sudah aku terbelenggu dalam janjimu yang terkesan suci. Kunanti engkau tunaikannya dengan sepenuh hati sebesar jiwa. Tapi apa? There is no progress at all. Kita, terutama kamu, masih menapak di tempat yang sama. Tak terlihat indikasi untuk mulai mengambil langkah

Maumu apa sih mas? Perlukah aku yang turun tangan? Mendatanginya dan beritahu bahwa kamu, suaminya, telah mendua hati?
Perlukah aku mendatanginya dan perkenalkan diri, sebagai istri kamu juga?

Mas, aku lelah. Its already four years lho. Mas telah melampau batas. Aku tak bisa lagi mengulur waktu. Aku ingin mas action, jangan tunggu sampai aku kehilangan respect terhadapmu. Jangan tunggu sampai aku berlalu, karena aku tak punya banyak waktu untuk menunggu.

Ok mas, sepertinya yang muda memang harus mengalah. Ijinkan aku berlalu, lepaskan aku dari ikatanmu, agar aku mudah melangkah membawa diri, mencari peruntunganku sendiri...
Terima kasih atas waktu indah kita selama ini...


Lelaki setengah baya itu terbelalak, membaca kata demi kata yang terkesan dirangkai dengan penuh keteguhan...
Tak sengaja dia menemukan file itu di dalam document, di laptop istri mudanya itu. Kecut hatinya. Dia paham benar, anita itu begitu teguh, komit. Do what she said. Gawat!

0 komentar