Lusina 1

grabbed from here
Entah sejak kapan Badai mengidap kebiasaan itu. Yang jelas dia begitu getol mengintip status wanita yang sama sekali tak dikenalnya secara langsung itu. Entah sejak kapan pula nama itu ada di friend list fesbuk dan instagramnya. Dia sama sekali tak ingat. Yang dia tahu adalah bahwa status-status wanita itu selalu mampu menimbulkan rasa penasaran di hatinya dan kian membuatnya geregetan.

Ga bisa ditunda lagi, aku harus bisa bertemu dengannya! Batinnya pagi ini, kala wanita itu baru saja meng-update status mautnya.
Kamu marah pada matahari hanya karena dia bersinar begitu terik? Atau menyalahkan hujan yang tak lagi selaras dengan awan? Come to me, I will show you that there is no one should be blame!
Siapa wanita ini? Status-statusnya begitu penuh percaya diri. Seorang wanita cantikkah? Entahlah, yang pasti dia adalah seorang yang smart. Dicobanya mengingat-ingat, asal usul nama ini hingga berada di contact list-nya? Pasti anggota sebuah group di FB atau whatsapp group yang juga diikuti olehnya?

Jemarinya bergerak lincah, menggeser satu persatu skrinsut status wanita itu. Gila, tak terasa, puluhan skrinsut status wanita itu tersimpan rapi di folder hapenya. Gile! Tanpa sadar dan tanpa rencana, dia ternyata telah melakukan beberapa kegilaan related to this lady!

Dibacanya satu persatu status yang penuh percaya diri itu.
Banyak orang menangis karena merasa malang, tak sadarkah mereka bahwa di luar sana masih banyak yang jauh lebih malang? Kamu merasa hidupmu tak berarti? Come to me, I will help you to make it valuable.
Si buta tak pernah menangis karena tak bisa melihat cahaya, dan si tuli tak menangis karena tak bisa mendengar nada. Mengapa kamu menangis hanya karena sakit kepala? Come to me, let us see the world differently!
Jangan bersedih karena hari hujan, percayalah hujan itu berkah. Jangan menangis karena kamu gagal, percayalah bahwa gagal adalah sebuah step untuk penguatan dirimu. Kamu gagal dan putus asa? Come to me, let us find out the way to success!
Diam! Kamu tak berhak menghakimi TuhanMu, karena apa pun yang diberi-Nya adalah yang terbaik bagimu! Tak Percaya? Come to me, let me tell you the fact!

Kata siapa hidup ini tidak indah? Berani bertaruh? Atau hidupmu tidak indah? Come to me, let me draw and paint it. 

Dan banyak lagi status bermuatan positif yang telah diskrinsutnya, setiap wanita itu updating her status. Ingin sekali dia menjumpai wanita ini, yang tanpa terasa, perwujudan imaginer-nya telah mengisi hati dan harinya. Setiap pagi dia menanti wanita itu meng-update statusnya, dan kekagumannya semakin menjadi setiap membaca status dan susunan kata indahnya. Siapa dia? Mengapa hanya diwalili oleh setangkai bunga mawar? Sahabat siapa dia ini? Berapa lama telah bersemayam di dalam contact listku? No, I can wait no more!

Lincah jemarinya membuka whatsapp chat, meng-klik nama itu dan memulai.

Selamat pagi Lusina, apa kabar pagi ini? Sent.

Agak deg-degan juga dia menanti jawaban. Satu, dua, tiga, empat, .... lima belas menit. Masih tak berbalas. Terlihat tanda centang dua kali pertanda delivered bertengger di sisi percakapan itu. Berarti Lusina belum membacanya. Kemana dia?

Halo Lusina, mudah-mudahan kamu baik-baik saja ya, salam kenal. Saya lupa-lupa ingat ini Lusina yang mana ya? Apakah ini Lusina teman SMU saya? 

Jemarinya menari membentuk kalimat dan entering the message.

Satu, dua, tiga, tujuh, sampai dua puluh menit kemudian tak ada tanda-tanda centang dua berwarna biru di ujung sana. Semakin penasaran hatinya. Andai saja kedua centang itu berubah biru, dan tak juga berbalas, maka dia mengklaim bahwa Lusina sombong karena tak membalasnya, tapi ini, terlihat Delivered doank!

Hatinya mulai gelisah. Ada apa dengan wanita itu? Tapi heiiii, whats up with you? Kenapa pula jadi gelisah seperti ini? Kenal juga tidak. Tapi Lusina tak mungkin sesombong itu. Status-statusnya yang begitu positif dan bermuatan semangat, menunjukkan bahwa dirinya bukan wanita yang sombong.

Tak sabar, empat jam kemudian, di chatnya kembali wanita itu. Tak tanggung-tanggung, empat kali entering message bertuliskan hello, would you please response me....
Dan sungguh ajaib. Lusina is typing terlihat disana.

Maaf, Lusina masih di ICCU. Ini dengan siapa ya? 

Terbelalak matanya membaca kalimat itu.

Badai. Sakit apa Mba/Mas? Boleh tau rumah sakit mana? Saya ingin membesuknya.

Terlihat Lusina is typing yang dinanti dengan tak sabar oleh Badai. Lelaki itu heran sendiri dengan kekuatiran yang tiba-tiba menyelinap dan menggemuruh di hatinya.

Lusina drop, tadi pagi setelah shalat subuh. Kami di rumah sakit Muhammadiyah, ICCU. 

Baik Mba/Mas, trims, saya segera kesana. 


Dan tak menunggu lama, Badai melarikan motornya ke sana. Mujurnya rumah sakit itu tak begitu jauh dari tempat tinggalnya. Dan di hari Sabtu seperti ini, jalanan terlihat lumayan lengang sehingga tak menghambat kecepatan motornya untuk berlari.

Hanya dua puluh lima menit waktu yang dia perlukan untuk kini menjejakkan kakinya di depan tempat tidur si wanita idaman. Ha? Idaman? Benarkah? Entahlah, yang jelas, entah sejak kapan secara imaginer wanita ini telah mengisi relung hati dan penuhi pikirannya.

Dan kini? Hari ini? Tepat jam 10.42 wib, dirinya berdiri di hadapan wanita ini. Seorang wanita cantik, berkaki satu, dan baru saja menghembuskan napas terakhirnya.

~ Bersambung kesini ~

69 komentar

  1. ini mah lumayan panjang mbak... hehee....

    ya ALLAH kenapa mendadak sedih gini... :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. masak lumayan panjang sih Noorma..? padahal nulisnya cuma sebentar kok....

      he eh, aku juga kaget sendiri dengan ending yang menghenyakkan dada ini... hihi..

      Hapus
  2. sedih mbak :(
    tapi memang banyak kenyataan yang menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki kekurangan seperti Lusi, lebih tegar dibanding orang-orang yange lebih sempurna.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba, sedih yaaaa? :(

      He eh, bener banget, sebuah pembelajaran bagi manusia yang lebih sempurna, untuk selalu mensyukuri anugerah yang telah Allah pinjamkan. :)

      Hapus
  3. ahhh..si mba bikin hati melo aja hikzz

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe..... aku juga ga nyangka jika endingnya akan berakhir seperti ini lho mba... tiba-tiba aja selesai seperti ini... hihi...
      kolaborasi apik antara jemari dan benakku yang kepenuhan ide.... haha

      Hapus
  4. Saya gk bisa baca tulisannya.. Hikz..

    tulisan sama background kontras banget, maklum pakai hape :(
    yg kebaca cuma tulisan warna merah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. oya? wah maaf deh kalo begitu..... nanti kapan2 ada waktu saya coba utak atik lagi templatenya yaaa.... :)

      Hapus
  5. Sebuah kecerdasan dari Alaika yang selalu tampak dr tiap tulisannya. Dan selalu selesai dlm waktu singkat, sb kecerdasan akan mencuat tak terbendung manakala sebuah ide muncul.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ah mba Niken terlalu memuji nih... aku hanya manusia biasa... #senandung riang...

      makasih atas kunjungan dan pujiannya mba Nik!

      Hapus
  6. Wuiih keren kak. Status2nya memang mengajak orang mengenalnya lebih dekat ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, iya, aku juga salut dengan status yang tiba-tiba dihasilkan oleh jemari dan benakku... kolaborasi tak terduga menghasilkan quote yang terkesan begitu menguatkan ya? hihi...

      Hapus
  7. Jadi inget sama blogger Yusnita Febriana yang telah berpulang setahun yang lalu.
    Detik2 terakhir dia masih apdet status ...
    huhuhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sedih banget jadinya saat mengetahui beliau sudah tiada ya, Mbak Niq?

      Hapus
  8. Mba Alaika, Subhanallah sungguh luar biasa tema ceritanya. bagus banget, deg-degan aku membacanya sampai menghayal ke sebuah jalananan menuju RS Muhammadiyah....jaman aku dulu di Yogyakarta.... so deep,
    btw, terima kasih sudah di tag.... baguuuuuuuuuus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga bisa menginspirasi kita semua ya, Mba Astin, walau hanya dari sebuah fiksi. :)

      Hapus
  9. Endingnya mengejutkan. Bagus alurnya, ciamik pilihan kata-katanya. Penokohan juga oke.
    Saya suka statusnya, bagus-bagus
    Sayangnya dimatikan...
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trimakasih atas kunjungan dan pujiannya, Dhe. Sedang belajar nih. :)

      Hapus
  10. Banyak orang menangis karena merasa malang, saya mengambil kalimat inti yang sangat menarik.

    BalasHapus
  11. Mba Al, bagus deh fiksinya ;)

    BalasHapus
  12. Quote-nya kereen..., pasti penulisnya juga keren dan punya semangat juang luar biasa.
    Oh Lusina...semangatmu tetep membias ke jagad raya..

    BalasHapus
  13. status yang keren dan ending yang menyedihkan
    hiks . . .

    BalasHapus
    Balasan
    1. :) Trimakasih atas kunjungan dan komennya, Mbak. :)

      Hapus
  14. deg...........begitu baca endingnya...........

    hebat banget sih Al....tulisan ini mampu mengaduk aduk emosi yg membaca .... :)
    ruuaaarr biasaa....
    banyak renungan dan hikmah dr tulisan ini ...
    terimakasih banyak ya Al....tulisan yang sangat indah .... :)

    salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wuih, jadi malu deh dipuji Bunda sampai segitunya. :)
      Semoga dapat menjadi renungan bagi kita semua ya, Bund.

      Hapus
  15. merindiiinngggg mba *_*

    menyenangkan membaca fiksi dari mba alaika yg terbiasa menulis ini, bahasa dan kalimatnya sangat mengalir. aku sdg giat2nya bljr menulis fiksi mba, dan ternyata tdk mudah ya :(

    ijinkan aku belajar padamu ya mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trimakasih atas kunjungan, komen dan pujiannya, Irma sayang. Semoga suka dengan novelnya nanti yaaa. :)

      Hapus
  16. oh iya, terima ksh suportnya slama ini via blogku mba, aku baik... remisi yg kesekian. smg tdk ada kekambuhan dan jika ada smg bisa diatasi.

    Masih terus theraphy dan minum obat, dan menulis...itu theraphy juga untuk ku ^^...mksh mba cantik,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2, Irma sayang. Semoga Allah SWT senantiasa memberi berkah dan perlindungan serta kesehatan bagi Irma ya, cepat sembuh say..

      Hapus
  17. kereeen bangeet!!! endingnya unpredictable bgt kak, kaget.. ga nyangka! absolutely inspiring,, :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, menulisnya kan di sampingmu say, sambil nunggu hujan reda agar bisa pulang kantor kan? hihi

      Hapus
  18. Mba Al.. Saya beneran merinding, bulu kuduk saya meremang semua baca endingnya.
    Entah kenapa saya kok sudah mengantisipasi kisah sedih mulai dari pesan bbm yang berstatus D lama, tapi akhirnya beneran mencekat.
    *sedih*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, saya juga kaget lho, Dan! Tiba2 aja endingnya jadi sedih dan mencekat begitu. :) Semoga suka dengan novelnya nanti ya. :)

      Hapus
  19. Pengulasan antologinya cukup menarik Mba. Pengen belajar bisa nulis seperti ini.

    Sukses selalu
    Salam Wisata

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trimakasih Mas. Senang deh dikunjungi dan dikomentari olehmu. :) Hayuk atuh, mulai menulis fiksi juga. :)

      Hapus
  20. Sudah baca sampai di sini, sekarang lanjut ....

    BalasHapus
  21. Pernah ditawarin ke penerbit, mbak?
    Bagus lho ceritanya

    BalasHapus
  22. Drama

    Jadi bener terharu !

    Keren Teteh

    BalasHapus
  23. Aaah penasaran, melipir dulu ke bagian 2 nya.

    BalasHapus
  24. Begitu bertemu langsung pertemuan pertama dan terakhir 😥😥

    BalasHapus
  25. Twist endingnya dapet. Keren mbak Alaika ^^

    Ditunggu lanjutannya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagian dua, tiga, dan empat sudah ada, Mba, tinggal klik lanjutannya yang saya tautkan pada bagian akhir cerita. :)

      Hapus
  26. Cerpen apa beneran nih mba? Emosi ya kena deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Fiksi, Mba Yurma. Ini cerbung yang akan jadi novel. Lanjutannya tinggal klik pada bagian bawah artikel.

      Hapus
  27. Bagus mbaa. Knpa nggak dikirim kr media saja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini mau dinovelkan dan terbitkan sendiri, Mba. Sedang dalam proses. Mohon doanya ya.

      Hapus
  28. Baca si alamat blog nya fiksi, tapi pas baca aku kira ya beneran loh ampe merinding!! Pas baca ulang alamat blog nya ternyata ya fiksi! Damn! Make it real mba^^

    BalasHapus
  29. Baca sih alamat blog nya fiksi, tapi pas dibaca kok seperti real dan bikin merinding. Pas dibaca ulang alamat blog nya ternyata fiksi, DAMN! Fool me ^^ make it real wae mba Al ~

    BalasHapus
  30. Kak Aaaaall... Sedih dan horor, nostalgia jaman bbm yaa Kak hiiika

    BalasHapus
  31. bener bener kisah klasik zama now ya mbak

    BalasHapus
  32. Aduh udah deg degan aja.
    Dan itu sambungannya bikin penasaran. Asli!

    BalasHapus
  33. mbaaa.. sedih kaliii,terbawa perasaan

    BalasHapus