Kisah sebelumnya.....
Seekor
anak kerang menangis sendu, mengadu pada sang bunda.
“Ibu,
badanku sakit sekali…. Perih dan ngilu….. bantu aku ibu… kuakkan kulitku dan
keluarkan pasir yang menyusup ke dalam tubuhku….”
Sang
bunda hanya dapat memandang ananda dengan tatapan pilu. Perih hatinya, dan
penderitaan sang anakpun seakan lekat dirasakannya. Ucapnya..
“Nak….
Maafkan ibumu ini, tak mampu ibu membantumu sayang…. Kita diciptakan sang Maha
Kuasa tanpa sepotong tanganpun…., sehingga ibu tak mampu menguak cangkangmu dan
mengeluarkan pasir yang menyusup ke dalam tubuhmu itu nak….”
Sang
anak semakin merintih, menangis sendu merasakan goresan butiran-butiran pasir
yang menyayat tubuhnya.
“Ibu…
ini sakit sekali, aku tak mampu bertahan bu…. Apa yang harus kulakukan? Mengapa
kehidupan ini begitu kejam? Aku sakit bu….!” Rintihnya, membuat sang ibu ikut
menitikkan airmata, merasakan perih yang sedang mendera sang ananda tercinta.
“Sayang….
Tabahkan hatimu…. Kuatkan semangatmu untuk bertahan. Percayalah, dirimu diberi
kekuatan untuk bertahan atas cobaan yang sedang diberikanNya bagimu. Tetaplah
semangat anakku. Balutlah pasir itu dengan carian perutmu. Percayalah, rasa
sakit itu akan berkurang jika kamu menuruti nasehat ibu.”
Anak kerang
pun menuruti nasehat sang bunda. Terkadang rasa nyeri itu dirasakan berkurang
namun tak jarang rasa nyeri semakin mendera. Namun kekuatan semangat yang
selalu disuntikkan sang bunda, adalah penyelamat dan pelipur lara dan
deritanya. Walau kadang kala, saat rasa
sakit tiada tara mendera, nasehat sang bunda terpaksa diragukannya. Dengan air
mata, dia berusaha bertahan. Bertahun lamanya hingga tanpa disadarinya butiran
pasir yang mulai mengeras oleh cairan perutnya, kini semakin terbentuk, halus.
Mulus. Makin lama makin halus, mengkilat dan kemilau. Rasa sakit pun mulai
berkurang. Butiran pasir yang mengeras itu, ternyata membentuk sebutir mutiara
yang kian membesar, indah dan mempesona.
Suatu hari,
seorang penyelam menemukan si kerang kecil. Dijumputnya kerang mungil itu dan
membawanya ke permukaan. Berserulah dia pada temannya di atas perahu.
“Hei…
lihatlah, aku menemukan sebuah kerang dibalik karang, dan ini kerang mutiara!”
Gembira sekali suara si penyelam. Temannya mendekat, memperhatikan dengan
seksama. Sebilah pisau diambil sahabat si penyelam dari perahu, dan
dicungkilnya salah satu cangkang si kerang kecil. Tampaklah saat cangkang
terkuak…. Sebutir cahaya berkilau indah dari dalam kerang kecil. Sebutir
mutiara, tampak menempel indah disana. Begitu menakjubkan, membuat kedua
penyelam tersenyum bahagia.
“Terima
kasih Tuhan atas berkah ini.” Penantian sang kerang kecil berakhir sudah. Pasir
yang mulanya menyakitkan, menderanya tiada henti…kini berubah menjadi sebutir
mutiara indah berkilauan.
Sobats….terkadang
cobaan terasa memang begitu menyiksa… bahkan terkadang membuat kita putus asa
dan bahkan ingin mengakhiri kehidupan. Namun berapa banyakkah diantara kita
yang masih menyadari bahwa dibalik cobaan itu ada hikmah? Bahwa dibalik ujian
akan ada kemenangan? Bahwa dibalik penderitaan ada kebahagiaan yang telah
dipersiapkan?
Banyak dari
kita yang langsung menuduh Tuhan tidak adil, saat kita merasa kehidupan kita
begitu miris, sementara kehidupan teman kita yang lain begitu terlihat indah?
Berapa
banyakkah dari kita yang langsung menuduh Tuhan tidak sayang kita, hanya karena
cobaan yang diberiNya terlalu berlarut dan berkepanjangan? Sementara kita
melihat teman kita begitu menikmati kehidupannya. Tahukah kita bahwa dibalik
kegembiraan atau kebahagiaan yang terlihat dinikmati si teman, ternyata dia
juga menanggung penderitaan dalam bentuk lain yang tiada tertahankan jua?
Penantian
bagi sang kerang kecil, untuk mengubah pasir menjadi mutiara berharga tentu
sangatlah menyiksa. Sang kerang mencoba bertahan tanpa pernah tahu kapan
penderitaan itu akan berakhir.
Tidakkah
ini mengajarkan kita satu hal? Bahwa untuk mencapai keagungan diperlukan waktu
dan kesabaran prima? Untuk menjadi hiasan para ratu dan bangsawan, sang kerang
perlu waktu bertahun untuk bertahan dalam penderitaannya? Butuh malam-malam
yang penuh doa, rintihan dan tangisan?
Sobats,
Hidup
adalah pilihan. Menjadi kerang dengan mutiara indah nan berharga atau hanya
cukup menjadi tiram yang dijual murah di pasar ikan? Setiap pilihan tentu penuh
resiko dan konsekuensi. Tinggal diri kita yang menentukan pilihan hidup mana
yang akan kita tempuh. Iya toh?
Semoga
kisah kerang mutiara ini dapat memberi kita hikmah berharga dalam menapaki
jalanan kehidupan ya sobs….
Saleum,
Alaika
17 komentar
oh gitu tho... \^o^/
BalasHapusiyo mas, ngono.... :)
HapusTfs ya mbak :-)
BalasHapusMutiara memang indah berkilau dan mahal harganya :-)
iya mba... bener banget.... berkilau dan indah..
Hapushidup ini pilihan ... ayo pilih dan coblos nomor tengah, hihihi :D
BalasHapuswah mba, selain bisa digunakan sebagai renungan, ternyata paragraf terakhirmu bisa dijadikan kalimat kampanye lho, hmmm, curiga nih, wew, hihihi D
wkwkwkwkwkwkwk.... terpengaruh suasana akan Pemilukada di Aceh tanggal 9 Senin besok kayaknya mas! hihi
HapusSetiap pilihan sdh satu paket dengan resikonya...siap memilih berarti sdh bersiap dengan resikonya. Tapi ada benernya tuh kata mas Stumon, bisa di buat kampanye tuh kalimatnya...hahahaha
BalasHapussetuju dengan kalimat2 awalmu Rie.... ikut ngakak membaca kalimat terakhirmu... hehe... cocok jadi timses salah satu kandidat nih kayaknya ya? tapi kok ya ga ada yang mantap gitu lho...
HapusKenapa mutiara mahal ya....
BalasHapusIya mba, aku juga heran, kok mahal yaaa? :)
HapusYups betul mbak alaika.
BalasHapusDibalik mutiara yang indah, kerang mutiara mengalami proses yang menyakitkan. Jadi ingat ayat-ayat alqur'an. Bersama kesulitan, ada kemudahan. Jadi kesulitan bagi kita, tapi bisa menjadi kemudahan orang lain.
Itulah hukum alam kawan. Hidup adalah pilihan. Kalau mau berharga harus berkorban meskipun harus kesakitan. Seperti kerang mutiara itu mbak.
yup mas... hidup adalah pilihan, penuh dengan konsekuensi..... ingin hasil yang baik, tentu diperlukan usaha dan pengorbanan dalam meraih keberhasilan... setuju, banget.
Hapusselalu ada hikmah di balik setiap kesakitan dan perjuangan yang kita alami ya mbak...semoga kita termasuk orang-orang yang bijak memaknai setiap peristiwa yang datang menghampiri kita.
BalasHapusamin YRA.....
Hapusyup, bener banget mba, selalu ada hikmah dibalik setiap cobaan dan perjuangan/usaha yang kita lakukan/alami....
Sebuah kesuksesan memang dibutuhkan usaha dan krja keras, tak jarang jg yg harus rela jatuh bangun untuk mewujudkannya. Trgantung pribadi kita, mau jd kerang mutiara atau hanya kerang biasa ;)
BalasHapusnice share mbak
setuju dengan semua kalimatmu mas Sigit.... tergantung pribadi masing-masing, ingin menjadi kerang mutiara atau hanya tiram saja.... :0
Hapusnice :)
BalasHapussaya senang mengikuti postingan anda
postingan yang menarik .
salam kenal yya dan sempatkan mampir ke
website kami.